Beberapa dan kebanyakan orang menganggap hal yang berhubungan dengan apa saja yang terjadi pertama kali adalah hal yang harus selalu dikenang, alasannya mungkin hal itu tidak akan terulang lagi lain kali atau terlalu banyak kenangan manis (atau buruk) yang ada didalamnya karena terjadi untuk pertama kalinya hingga sulit untuk tidak diingat. Contohnya, pertama kali ; masuk sekolah/kuliah, pacaran, ciuman , keluar negeri (hehe), ditampar guru, nembak gebetan, punya kos, berhubungan (sorry) seks, punya hp, punya laptop, punya motor/mobil dan banyak lagi hal-hal pertama yang kadang membuat kita ingin mengabadikannya, entah dengan foto-foto, menulisnya di cerita/diary, diceritakan kepada teman, atau hanya disimpan didalam hati untuk dinikmati sendiri kenangannya.
Dipostingan kai ini saya ingin menceritakan pengalaman
ciuman pertama sayah.
*angin berhembus kayak disinetron*
Kejadiannya ketika itu saat saya masih duduk dibangku teka (
baca:TK/Taman kanak-kanak.red). bayangkan, betapa labilnya sayah pada saat
ituh, kalah dah abege-abege labil. *pantes kata temen-temen sayah sekarang
sayah ini mesum, lah ciuman pertamanya aja pas umur dimana belum mengenal kata
sunat!!! Sialan*
Saya yang masih duduk dibangku teka kecil nda mau berteman
dengan temen-temen sekelas sayah, karena sayah angap mereka itu kurang gaul,
jadi sayah berteman dengan anak-anak teka besar. Di teka besar, hampir seluruh
anak-anaknya adalah teman main sayah dikampung (yah, sayah bangga menjadi anak
kampung,hehehehe).
Pada awalnya pertemanan kami berjalan baik, kami saling mengasihi, saling menyayangi, sayah jadi pembantu, mereka jadi bos. Sampai pimpinan geng disitu, namanya Didi, menerapkan adanya eksklusifitas di dalam geng anak teka besar, mereka menerapkan pengkaderan. Saat itu sayah sebagai satu-satunya anak teka kecil yang bergabung dengan mereka menjadi bulan-bulanan seluruh anak teka besar. Sayah disuruh-susruh beli cemilan diwarung depan, kalo nda mau ntar dkitik-kitik sampe pipis, sereeem. Sayah disuruh pijitin, tapi sayah nda mau, alasannya badannya Didi bau jahe, kepala saya dikemplang. Sampai pada tugas terakhir, tugas yang akan membuat sayah diterima didalam geng ituh. Wah, sayah senang sekali. Sayah bertekad ingin mekaksanakan tugas ini dengan maksimal dan tanpa cela, bahkan sayah udah gosok baju sayah sendiri dengan licin untuk melaksanakan tugas terakhir yang sakral ini agar sayah dikukuhkan didalam anggota geng.(walaupun peran sayah dalam menggosok baju ini hanya menyalakan setrika listrik saja, sisanya tetap mamah sayah yang ngerjakan, hehehe)
Pada awalnya pertemanan kami berjalan baik, kami saling mengasihi, saling menyayangi, sayah jadi pembantu, mereka jadi bos. Sampai pimpinan geng disitu, namanya Didi, menerapkan adanya eksklusifitas di dalam geng anak teka besar, mereka menerapkan pengkaderan. Saat itu sayah sebagai satu-satunya anak teka kecil yang bergabung dengan mereka menjadi bulan-bulanan seluruh anak teka besar. Sayah disuruh-susruh beli cemilan diwarung depan, kalo nda mau ntar dkitik-kitik sampe pipis, sereeem. Sayah disuruh pijitin, tapi sayah nda mau, alasannya badannya Didi bau jahe, kepala saya dikemplang. Sampai pada tugas terakhir, tugas yang akan membuat sayah diterima didalam geng ituh. Wah, sayah senang sekali. Sayah bertekad ingin mekaksanakan tugas ini dengan maksimal dan tanpa cela, bahkan sayah udah gosok baju sayah sendiri dengan licin untuk melaksanakan tugas terakhir yang sakral ini agar sayah dikukuhkan didalam anggota geng.(walaupun peran sayah dalam menggosok baju ini hanya menyalakan setrika listrik saja, sisanya tetap mamah sayah yang ngerjakan, hehehe)
Siang itu tepat saat istirahat. Didi dan semua geng anak-teka-besar menunggu sayah disamping ayunan(tau kan mainan ayun-ayunan? Kalo nda
tau berarti anda lulus tekanya nyogok). Mereka membuka pembicaraan dengan sangat
khidmad, pembicaraan yang membuat sayah ingat seumur hidup sayah yang tentu
saja merubah total masa depan sayah sesudah itu.
“ri, kalo ikam handak masuk ke bubuhan kami, syaratnya Cuma
sebiji.” Ujar didi dalam bahasa Banjar yang nothok
sekali.
“apa tu ??”
“apa tu ??”
“cium Cicit”
*JEDEEER*
Cicit alias Citra adalah anak gadis dikampung sayah, anaknya
item kecil dan sangat tidak populer. (liat aja nama panggilannya, sangat tidak
bermutu bukan?kayak judul lagunya Joshua). jawaban sayah pada saat mendengar
perintah itu adalah menolaknya dengan keras, sayah bilang nda mau nyium dia, alasannya
saya ingin memberikan ciuman sayah kepada gadis tercantik dikelas bukan dia,
yang jelas sayah berpendapat,(pada saat ituh) ciuman hanyalah diberikan kepada
wanita yang akan kita nikahi. Dan sayah jelas tidak mau menikah dengan gadis
kecil dan item. Para geng semua marah-marah mengatakan kalau ingin masuk geng
kita itulah yang harus sayah lakukan, dan mereka mulai bergerak meninggalkan
sayah. Sayah yang takut kehilangan teman mengatakan,
“tunggui dulu nah, kedada syarat lain kah?”
“kedada! Itu aja , ikam handak kada masuk geng kami? Tu
orangnya handak lewat sini. Lajui dah”
Pada saat itu tampaknya nasib menginginkan sayah harus
menjalankan perintah najis itu. Bertepatan Didi mengatakan kalimat terakhirnya,
sayah melihat Cicit ingin menuju kehalaman bermain dengan melewati geromblan
kami yang asik berdebat.
Entah fikiran setan itu datangnya dari mana, yang jelas pada
saat itu yang dikepala sayah hanyalah saya ingin bergabung didalam geng-teka-besar.
Dan terjadilah..
Ketika Cicit lewat didepan sayah sayah langsung mencium
pipinya.
Hening sesaat karena seluruh teka melihat kejadian itu,
karena letak ayunan itu sangat strategis, disamping jendela teka besar dan teka
kecil yang kacanya sangat besar dan bisa melihat seluruh kegiatan di taman
bermain dari dalam.
Teriakan Cicit dan hebohnya seluruh anak-anak teka membuat
gempar teka sesaat, sayah masih belum menyadari apa yang terjadi, sayah
digiring kedalam kelas oleh ibu Sumi, kepala sekolah kami. Masih nda faham juga
sayah apa yang terjadi ketika digiring, sayah melihat teman-teman geng sayah
semua seperti terkena serangan dari monster beku yang ditipi-tipi itu, ekspresi
mereka antara tak percaya dan ngeri meihat kejadian saat saya melakukan
perintah itu dan teriakan serta raungan cicit yang semakin menjadi-jadi. Sayah
di introgasi dikelas, nda berani jawab apa-apa sampai ada yang melaporkan
kejadian dengan saksi satu kelas. Akhirnya sayah dikurung di wese (baca;
WC/jamban/kakus). Antiklimaks..........
Pengalaman ciuman pertama sayah memang serem, terserah
setiap orang ingin mengatakan ini bukan ciuman pertama atau ciuman yang
mengerikan, yang jelas, karena kejadian ini sayah selalu teringat apa yang
terjadi sesudahnya, selama bertahun-tahun sayah nda berani bertatap muka dengan
Cicit,kalau tidak salah dia pindah sekolah setelah itu. Sayah selalu dihantui
fikiran akan menikah dengan dia, sampai akhirnya kami bertemu kembali di satu
sekolah di MTs Miftahul Ulum, satu kelas pulak..hadah..
sayah sampai nda berani ngobrol sama dia, sampai dia menghampiri sayah ketika MOS di MTs dan tersenyum,kata pertama yang
terlontar dari mulutnya ketika itu adalah;
“hai, fahri, lama tak jumpa ya? Apa kabar??masih ingat nda
sama aku? Orang yang kamu cium pas teka dulu”.
Dia ingat,,, aku juga, SANGAT TIDAK BISA MELUPAKAN ITU
KANCUT!
Tapi akhirnya semua berjalan baik-baik saja, kami bersahabat
akrab sambil terus mengingat kejadian diteka dulu, tak lama setelah lulus MTs,
Cicit menikah dan punya anak, sayah bisa bernafas lega setelah itu...
Ciuman pertama memang selalu bisa diingat, sayah sudah
melupakan beberapa adegan ciuman setelah kejadian ciuman pertama sayah, ada
beberapa yang masih sayah ingat, beberapa yang sangat spesial menurut ingatan
sayah, beberapa mungkin membuat ingatan liar sayah bisa melayang kemana-mana,. atau
membuat seseorang melakukan ciuman pertamanya dengan sayah karena keberuntungan logika, sengaja ataupun
tidak...itu sudah lain cerita.
Yang
jelas, karena sayah ataupun dengan unsur kesengajaan atau tidak, ciuman pertama
memang selalu memunculkan kenangan tersendiri, kenangan yang selalu memunculkan
kerangka-kerangka liar yang berjalan di imajinasi untuk melanjutkan cerita
setelah ciuman pertama,kedua, ketiga........