Rabu, Mei 12, 2010

AWAS ADA ACIL (Part 1)





Oy,, beberapa postingan terakhir keknya serius yah?? Hahahaha,, gag tau juga, belakangan ini perasan sayah lagi melankolis, biasa, bumbu-bumbu kehidupan percintaan banyak bertebaran saat ini diperjalanan sayah dikampus.

Beberapa info sebagai kopi pembuka dipostingan kali ini kawan, pertama, sayah mencoba mengganti templates blog ini, entah kenapa, sayah ngerasa tampilan blog yang lama kurang memuaskan ketika membaca postingan sayah sendiri, hehehe. Kedua, sayah dapet kerjaan tetap sebagai pengajar disalah satu lembaga belajar swasta yang dikelola oleh bangsa Peniru nomer satu dunia, Orang China, sekali lagi, Orang China.. (yak cukup)..akhirnya sayah bisa membuktikan keampuhan Sertifikat Program Pertukaran sayah,, wahahahahaha.*melirik culas*

info paling aktual saat ini adalah “saya sukses menggelandang dikampus”. Yak, kata menggelandang memang terkesan tepat, tepatnya 3 hari setelah kedatangan sayah ke rumah yang tercinta sejak kepulangan mengikuti program bulan Maret kemarin, sayah langsung sajah ngedekem dikampus Bahasa sebagai penghuni tetap disana.

“lah ngapain toh mink ngedekem dikampus, ingat umur, inget angkatan, wes tuek masih eksis ngono yo?”
Jawaban sayah cukup diplomatis,

“lah, waktu sayah ikut program, status sayah sebagai anak kos dicabut secara otomatis oleh ibu kos (lah iya toh mink, masa kosmu mau dibiarin busuk gag dibayar, sementara orang yang nyewa pergi entah kemana tanpa bertanggung jawab). Nah sekarang sayah harus memetik hasilnya, karena status itu tidaklah mudah dikembalikan”.
 Yak itulah jawaban diplomatis seorang Amink ketika ditanya kok masih mau tidur dikampus. Sementara jawaban simpelnya, ya cukup bilang, “lagi usaha nyari kos, sementara disini dulu, mumpung gratis, sekalian jadi wakar kampus gantiin bang Jun kalo gag ada kerjaan”. Tidur dikampus ternyata asik juga, selain akses “cuci mata” dipagi hari ketika bangun tidur, banyak hal-hal yang kadang terlewatkan kalo kita hanya datang kekampus cukup puas dengan kuliah saja, hehe.

Teman tidur sayah dikampus biasanya si Danil .......*oke, kalimat ini terkesan amat sangat janggal *, ketua teater sayah yang baru, Teater Bastra. Kerjaannya tiap hari bersih-bersih sekretariat, anak keturunan Dayak-Flores dengan wajah preman kurang makan(dan mandi).

Bersama danil banyak hal yang diuntungkan, sayah gag kehilangan ngopi pagi dan malam hari dikampus, karena Danil memang tipe-tipe mahasiswa kelas pelayan, siap sedia buat kopi jika diminta oleh sayah, (yang jelek selalu saja ngomong ga ada uang). Jadilah Danil selalu siap sedia jika sayah pengen makan yang aneh aneh dan macem-macem, karena kebetulan Danil memang pinter masak (gaya hutan) dan kebetulan memang ia menaruh kompor dan semua perkakas dapurnya untuk di inventariskan ke kampus Pahlawan.

Tokoh lain yang menemani adalah Bang Boncel, setali tiga uang kondisinya dengan Danil, mahasiswa Angkatan tertua dkampus yang masih berkeliaran dengan tunggakan mata kuliah yang berjibun(beliau bahkan belum menyelesaikan PPL, *sorry cel, buka Aib*). Mahasiswa seperti boncell seaharusnya memang bisa menjadi penyemangat kita untuk segera menyelesaikan kuliah. Bagaimana nasib anak bangsa yang dijepit permasalahan kanan kiri sementara keinginan untuk menyelesaikan kuliah mesti tertunda dengan kesibukan mencari sesuap nasi. Boncel terkenal dengan pekerjaannya yang dulu, yaitu Puikiss Bang Boncel serta kecintaannya terhadap Band Slank a.k.a Slankers, sehingga gaya dandanan serta selera musik harus se-Slank mungkin. Nyari makhluk bernama Boncel dikampus paling gampang. “Cowo kurus, item dan kecil banget, dengan kumis Tukul bak ikan lele serta baju yang sering kekecilan (gayanya kaka Slank), bibir tebel item (karena nyonyor kebanyakan ngisep kretek) kalo pegang gitar biasanya nyanyi lagu Slank atau lagu-lagu Rock and Dut dengan wajah paling menggenaskan laksana orang yang baru saja tertimpa musibah (wah cel, emang mukamu tuh kayak pengen dipikuli orang sekampung, bikin kesel sekaligus kesian).

Bisa dibilang kami bertiga yang paling eksis nginap dikampus laksana gelandangan tak bertuan. Yahhh,,, paling tidak Danil dan Boncel derajatnya bisa naik sedikitlah dengan  bergabungnya sayah dalam jajaran penghuni kampus yang wajahnya lumayan berbentuk daripada mereka berdua, hahaha.

Namun, ada sedikit masalah dengan dua makhluk ajaib bin sesat ini. Selain menjabat sebagai makhluk sosialis yang selalu berinteraksi dengan manusia, mereka juga menjabat sebagai makhluk yang berinteraksi dengan dunia Ghaib, berkawan dengan Acil a.k.a makhluk halus. DOOOOEEEENG... Hayah, iki piye toh, lahwong orang-orang males ngomong sama para Acil ini kok malah mereka dijadikan hobi bahkan semacam ritual khusus sebelum tidur.

Acil ini, sebenarnya panggilan untuk tante dalam bahasa Banjar, entah siapa yang memulainya, panggilan inilah yang digunakan ketika kami ingin membicarakan makhluk halus,, katanya takut mereka dengar (kayak apaan aja). Dan selama sayah dikampus ini banyak kejadian aneh bin ajaib yang kelihatannya dilakukan oleh para Acil ni.

Kejadian yang paling sayah ingat jelas ketika kami melakukan Gladi Bersih Pentas Tahunan IV Teater Bastra, saat itu sayah sebagai kordinator musik dalam proses penggarapan yang disutradarai oleh Chocho. Judul yang kami angkat adalah Sumpah Maut, ceritanya tentang sumpah para Acil dan semua jenis Acil itu kepada Raja Acil yang dilanggar dan pemberontakan yang yang dilakukan oleh Jendral Acil. Ditengah-tengah jalannya Gladi Bersih, pada bagian Ita bermonolog, tiba-tiba perasaan sayah gag nentu, kok kayak diliatin orang daritadi,padahal kondisi disamping panggung cuma ada, sayah, Kucing, Fajri, Popon, Chocho, Muamar sebagai penata musik dan boncel sebagai pengatur lampu, sisanya didepan panggung untuk melihat jalannya Glasih. Menurut sayah, yang ngeliatin sayah itu ada disekitar pojokan aula, memang kata anak-anak yang biasa “ngeliat” Acil, tempat itu adalah tempat dia merem telor (kau kira ayam mink!).

Tak berapa lama dibelakang panggung ada terikan histeris , chaos gila-gilaan, Eva sebagai salah satu pemain katanya ngeliat sesosok aneh dibelakang panggung dan ketika keadaan masih shock, teriakan selanjutnya disusul oleh si Kucing, halah, teriakannya serem amat, macam ketawa kuntilanak. Yang membuatnya semakin goblok bukannya tambah serem, malah beberapa kawan yang sengaja diundang untuk memberi komentar sebelum pementasan memberikan aplaus sampe pake berdiri segala, katanya ketawanya keren banget, penuh penghayatan!. Jampruuut...(sebagai informasi, fajri yang mencoba menyembuhkan si Kucing dengan surat Yasiin malah diludahin mukanya,, hiii, gag mempan euy..)


Selanjutnya, adalah kisah ketika kami mempersiapkan panggung untuk acara PUTAR STAR yang pada saat itu memakai aula sebagai tempat pertandingan lomba debat antar kelas keesokan harinya. Setelah kelelahan memasang kain hitam sebagai background dan spanduk, kamipun kelelahan. Yang menjadi inti cerita kami malam itu bukanlah kelelahannya, atau masang sepanduk yang menyebabkan badan saya memar-memar (salah urat euy), yang jadi masalah adalah, Acil-Acil yang ada disana memulai pertandingan sebelum panitia membukanya, hehe. malam itu, ketika kami terlelap pada pukul 3 subuh, kondisinya kami bergelempangan bak mayat dibantai korban perang, namun saya dan boncel tiba-tiba diganggu ketenangan tidurnya oleh suara tak berwujud sedang yang terdengar seperti orang-orang yang saling pukul bola bulutangkis, sempat tegang sebentar,, kemudian boncel beruajar..

"wah, lagi rame kayaknya nih aula. ada pertandingan seru.."...

 KRIK..KRIK..KRIIKK... *sayapun melanjutkan tidur dengan sukses karena gag mau ambil pusing dengan PERTANDINGAN YANG PEMAINNYA GAG KELIATAN!!!*

to be continued
Read more
 

Catatan Mahasiswa Sableng (C M S) Copyright Protect Reserved and Edited by ♥chamink♥ © 2012