Senin, September 27, 2010

Tanggal 21/06/10 untuk tanggal 27/09/10 (hanya sebuah puisi Mbeling tentang cinta)


Aku tau kok kalo aku ini tak berpunya
Namun aku tak segan untuk membuzirkan cintaku kepadamu

Kau sadar cinta saja tidak cukup untuk menafkahimu
Kau fikir ayahmu mau melepas anak perawannya untuk diberikan kepada pemuda yang hanya bermodalkan cinta?
Tidak, aku realistis, aku akan berikan cinta dan sayang kok.

Aku tahu, kau sudah siap lahir sekaligus bathin untuk menikah
Tapi aku hanyalah pemuda oleng yang ingin menikmati masa mudaku
Aku belum mapan, itu masalahnya

“kapan mapannya kalau begitu?” tanyamu
“nantilah kufikirkan” jawabku
“mas, aku iri sama kawan-kawanku” ujarmu tak peduli dengan jawabanku
“iri kenapa?” tanyaku
“mereka sudah pada kawin semua, tinggal aku yang tersisa yang belum kawin. Jadi kapan kita kawin mas?” tanyanya menggebu
“nantilah kufikirkan” jawabku *dilemparnya kamus tebal tepat diubun-ubunku*


Kapan kawin?
Kawin kapan?
Kapan kapan
Kawin kawin
Kapan kapan kawin kawin

Mungkin dimatamu aku ini hanyalah gembel gedibal pitulikur
Pemuda norak yang punya mimpi setinggi presiden namun nasib serendah gembel keparat yang dilempar tahi kemukanya karena ketahuan mencuri
Aku belum punya mimpi duduk diatas pelaminan
Mimpiku saat ini adalah duduk diatas puncak Everest
Menatap cakrawala dari puncak nya yang dikenal dimana-mana,
Walaupun saat ini nyatanya aku hanya sanggup duduk diatas jok motor kreditan (dari orang tua pulak)
Tapi suatu saat, aku pasti kesana

“mas aku pengen punya anak”
“hmmm” menjawab dengan malas-malasan
“aku pengen anak perempuan sebagai anak pertamaku” katanya
“aku pengen laki-laki” entah mengapa menurutku anak pertama laki-laki itu keren
“kenapa mas?”
“nda tau, pengen aja”
“bagusnya anak kembar kali ya mas? Biar adil, cewe dapet, cowo juga”
“Langsung mbrojol sebelas aja” sahutku, “biar jadi keseblasan sepak bola, aku pelatihnya, kita kalahin timnas Indonesia, terus masuk piala dunia buat mecahin rekor muri sebagai satu-satunya anak beranak kembar yang masuk tim piala dunia dan mempermalukan negaranya sendiri yang ndak pernah masuk-masuk.”
*kali ini penggorengan yang menghantam mukaku*

Masalahku adalah aku belum siap kawin
Masalahmu adalah kamu siap dikawini

Siap kawin?
Kawin siap?
Siap-siap kawin
Kawin siap-siap
Kawin sama siap
Yang mana duluan?

Aku cinta
Kamu cinta
Kamu siap
Aku enggak
Kamu mau perempuan
Aku mau laki-laki
Aku buka baju
Kamu buka baju
Aku buka kaos kutang
Kamu buka beha
Aku lepas celana jins
Kamu lepas rok
Kamu buka celana dalammu yang berwarna pink
Aku juga buka celana dalamku yang bolong dibagian pantat
Aku tidur dikosku
Kamu tidur dikamarmu
Kita sama-sama tiduran dikamar masing-masing


Kita sama-sama mencinta
Kita punya sayang untuk dinikmati bersama
Namun saksi belum meneriakkan kata “SAH” di ijab qobul
Aku juga tak tahu kapan itu akan terjadi

Susah untuk kita merasakan lebih dari ini
Aku tahu itu yang membuatmu gelisah
Namun yakinlah,
Suatu saat
Dan aku yakin saat itu pasti datang
Walaupun saat itu belum kuprediksikan kapan
Suatu saat
Pasti datang waktunya
Ketika para saksi menyatakan “SAH”
Dan kau dan aku tak lagi sendiri
Kita akan punya banyak waktu untuk membicarakan
Anak,rumah,keluarga, masa depan dan semua tetek bengek basa-basi bahtera rumah tangga

Untuk sekarang,
Nikmatilah aku yang sekarang,
Bukan tetek bengek itu,
Bukan membicarakan kawan-kawanmu yang sudah menikah,
Fikirkan kita yang sudah 5 tahun saling mengenal lebih dalam ini
Bukan karena angkanya
Tapi fikirkan berapa banyak sudah hal yang kita lewati
Fikirkan berapa banyak janji dan mimpi kita yang belum kita penuhi dan capai


Samarinda, kamar kos no:3  21/06/10 ;0:05 WITA




Read more
 

Catatan Mahasiswa Sableng (C M S) Copyright Protect Reserved and Edited by ♥chamink♥ © 2012