Senin, Oktober 10, 2011

Tamu adalah Raja = Mental Jongos Endonesah



Istilah "tamu adalah raja" sudah sangat melekat di telinga kita. Hal ini mungkin disebabkan karena kita merasa membawa adat "ketimuran" harus menjaga agar tamu kita senang dan membuat dia menghargai kebaikan kita. Tak heran ketika kita kedatangan tamu dirumah, mendadak si Ipul, Ayam kesayangan si Kipli yang sudah dirawat dengan darah dan keringat *halah*, mendadak sudah dimutilasi menjadi sop dan ayam goreng untuk si tamu yang bak raja. 

Mungkin inilah yang membuat mental "penggembala" kita yang jarang atau bahkan tidak pernah muncul. Yang sering muncul adalah mental "domba" nya.
contoh saja jika tamu dari luar datang (apalagi investor) maka kata yang sering muncul adalah "iya pak" "siap pak". maka tak jarang perusahaan asing yang merajai di negeri yang kaya sumber daya alamnya ini. Tidak ada argumentasi atau sikap independen dan percaya diri untuk mengembangkan kemampuan diri.  Sangat wajar jika kita dianggap "one of the most unindependent country in the word". Miris.

Kumpeni alias bangsa Londo a.k.a penjajah dari negri kincir menyebut kita adalah warga negara dengan mental jongos. wajar kita 3,5 abad di jajah mereka.

Dengan munculnya era globalisasi sekarang memang kita lebih terbuka dengan dunia luar, tapi sudah sejauh apa sih kita mengejar ketertinggalan? please deh, cuma modelnya saja yang beda, tapi pengaplikasiannya tetep aja sama sampai sekarang. karena ini sudah mendaging didalam struktur badan kita.

Sayah sudah merasakan bagaimana berbedanya penyambutan orang Indonesia ketika di Luar negri dan Negara sayah sendiri ketika masih bergabung di program pertukaran pemuda kemarin. Disana, walaupun kita memakai attire yang katanya hanya dikeluarkan untuk atlit dan duta negara, tetep aja perlakuannya sama. Mereka ga akan menganggap kita ada kalau kita ga melakukan sesuatu. Begitu udah di Indonesia, mendadak sayah dan kawan-kawan menjadi tamu kehormatan yang kalo bisa diminum air cucian kakinya boleh diminum bakal dilakukan tuan rumah, *apalagi yang datang bule-bulenya*. Padahal kerjaan kami aja masih belum jelas mau ngapain disana. Ga pejabatnya, ga orang desanya, sama saja mentalnya. Mental Jongos.Saya muak.

Ngaku deh, berapa duit yang kalian keluarkan dan berapa ayam yang disembelih kalo ada tamu datang kerumah? penting ga penting, kenal atopun ga kenal? :)
Tuan rumah rela tidur dikursi demi supaya tamu bisa tidur enak dikamar kita. Peliharaan kesayangan ga peduli banyaknya, akan dimutilasi demi perut sang tamu kenyang.
see? ini budaya kita, suka ga suka inilah yang mendarah dan mendaging.



gambar diambil di link ini.


Read more
 

Catatan Mahasiswa Sableng (C M S) Copyright Protect Reserved and Edited by ♥chamink♥ © 2012