Day 2
Well, dihari kedua disini dipagi hari sayah udah buat beberapa kebodohan yang kadang kelepasan secara ga sengaja karena kurangnya keseimbangan kelakuan normal sayah.
Well, dihari kedua disini dipagi hari sayah udah buat beberapa kebodohan yang kadang kelepasan secara ga sengaja karena kurangnya keseimbangan kelakuan normal sayah.
Sayah punya kondisi yang sangat susah ditolelir dan
ditawar-tawar ketika bangun tidur. Mungkin karena sudah kebiasaan, otot-otot
perut sayah langsung aktif begitu sadar tuannya bergerak setelah semalaman
istirahat dari kelakuan hiperaktif sehari penuh. Dengan kata lainnya ; saya
kebelet BOKER. Dengan memegang perut dan males nanya dimana WC sayah keliling
rumah ini dan tidak menemukan lubang WC yang sayah cari-cari. Akhirnya sayah
menengok ke jendela. ADA SUNGAI BESAR DENGAN JAMBAN BERTENGGER MANIS DISANA. Itu sangat menguntungkan,
sekalian nyebur aja habis boker. Maklum, keturunan ikan sapu-sapu, jadi ga bisa
liat sungai dikit, bawaannya main nyebur aja. Nyahahahaha.
Dengan semangaat 45 sayah berlari ke sungai tepat dibelakang
sekretariat dan langusung masuk jamban, tapi sayah bingung masuk dari mana……
PINTUNYA GA ADA!!!!. Cuek bebek, secara udah diujung banget, dan sayah pikir udah
keluar dikit tadi dijalan mungkin, sayah nongkrong dengan bagian pinggul sayah
tutup dengan pashmina, mudah2an ga nyangkut ampas disitu. Dan tiba-tiba,
JREEEENG, ada bule-bule yang penasaran pengen liat pelabuhan di pagi hari
juga.. kacau……selanjutnya sayah ga perlu ceritakan, karena akan menyangkut
cerita sayah yang panik dan loncat ke air. Cukup memalukan.
Setelah mandi, sayah dengan gaya tidak terjadi apa-apa coba
rebahan dan ngopi sambil kayang (susah kan bayanginnya?? Hehe, saya juga). Ada yang
sedikit mengecewakan memang, bang Chris tiba-tiba berangkat ke Gunung Kongbeng dan
mau dokumentasiin Misa terbuka di depan situs wisata Gua Maria.. AAARRRGHH…
sayah keasikan kayang, sampai ga nyadar dia udah pergi, dan sayah melewatkan
satu cerita menarik disni.FAK!
Tak berapa lama, sayah dihampiri Mama David (sayah ga tau
nama aslinya, tapi penduduk disini biasa semua memanggilnya begitu. Ada juga
Mama Andri, Mama Sinta dan banyak Mama-Mama lainnya, mungkin memanggil
nama mereka dengan mengggunakan nama anak tertua). Mama David meminta anaknya untuk
ditemani ke pasar, tapi dia ga mau, sayah kemudian menawarkan diri daripada
sesat ga jelas kayang sambil ngopi. Akhirnya sayahpun pergi kepasar yang
jaraknya 3 kilometer dari desa, lumayan jauh, tapi pake motor kok. Karena bensin
ditangki motor menandakan akan habis, sayah dan Mamah David pun nyari bensin
eceran. Tau berapa harganya? 13 REBU RIPIS 1 LITER!. #masimau. Bagi anak-anak
dikota yang protes harga bensin dan perrtamax yang mahal, coba deh main-main
kesini..:))
Dan sayah sukses dikerjain Mamah David, dia suruh sayah bawa
belanjaan kayak orang yang mau jualan, kiri-kanan-depan-belakang motor pun
penuh dengan belanjaan!! Tapi Mamah David baik banget habis itu, dia buatkan
makanan buat sayah spesial dan enak banget!! Sampe nambah 3 kali,
nyahahahahahaha…ini mah doyan namanyah.
Kembali kesekretariat sayah menemukan keadaan kosong
melompong. Ternyata semua orang sedang explorasi desa dan mencoba beradaptasi
dengan lingkungan baru. Hmm…. sayah pun mencoba dengan cara sayah sendiri. Awalnya
sayah jalan kaki sendirian, tapi karena desa ini lumayan besar untuk di
eksplorasi jalan kaki, akhirnya sayah putuskan untuk pinjam motor David lagi. Lagipula
dia juga ga ada, pasti ga papa kalo sayah bawa jalan-jalan lagi. Sayah melewati
beberapa jalan yang sayah pernah liat pada malam kedatangan. Kemudian sayah
coba untuk masuk lebih kedalam, kemudian sayah agak nyasar, ditikungan sayah
menemukan kuburan orang dayak Wehea! Walah….
Sayah coba untuk melaju lebih kedalam, namun tiba-tiba sayah menemukan sesuatu yang mengembalikan memori sayah ketika kecil JEMBATAN GANTUNG WAHAU!
Walah, ternyata desa sayah bersebelahan dengan jembatan
gantung toh, karena desa Wehea berada di tikungan sungai besar dan dikelilingi
hutan, makanya ni jembatan ga keliatan, sayahpun coba ambil beberapa foto yang
sudutnya sangat abstrak. Sebab sayah coba ambil fotonya dijembatan dan DIATAS MOTOR YANG BERJALAN!
sebenarnya ini bukan karena sayah ga bisa ekspresi, tapi memang ini sayah kebelet pengen loncat dari jembatan.
Sayah cukup bangga dengan hasil yang sayah dapat pagi ini,walaupun ga bisa
jalan ke Gunung Kombeng, sayah bisa menemukan keasikan melalui cara sayah
sendiri. Ada beberapa yang menarik dari hasil penglihatan sayah, dimana kampung
dayak disini sudah semakin maju dan terkontaminasai oleh kemajuan modernisasi. Hampir
setiap rumah sudah menggunakan kayu ulin yang harganya sayah dengar 1 kubik
mencapai 18 juta ripis,, walah…tapi nanti sayah ceritakan diblog mengapa keadaan
ini sampai seperti ini..
Setelah kelelahan seharian explorasi dan merencanakan
schedule wawancara dengan beberapa orang, akhirnya sayah tepar sebentar, dan
mendadak dibangunkan karena Desa Wehea ingin mengadakan upacara penyambutan
tamu atau dalam bahasa Wehea upacara Nelkeaq. Ahahahaha.. saya sangat exited
dengernya, seumur-umur belum pernah disambut di kampung sendiri, sekarang
disambut sama suku dayak lagi,, asiiiikkk…
Upacaranya berupa memotong bambu dibagian tengah dan dibentuk
kemudian meletakan telur ditengahnya, kemudian ada sesembahan kepada roh
penjaga desa dan hutan Wehea dengan memotong kepala burung dan mengusapkan
darahnya didahi semua tamu. Anehnya sayah sempat kelupaan dikasih darah sama si
dukun, sayah terseok-seok mendekati kepala adat minta diberi perlindungan juga.
Kan sayah ga mau nanti titit sayah pindah kekepala, dan setelah kepala adat
melihat muka memelas sayah dia akhirnya mau memberikan darah di jidat indah
sayah. Fffiuuuh… kami juga diberi gelang perlindungan sebagai simbol persahabatan
warga dan perlindungan para tamu dari roh-roh jahat.
Hari ke dua pun ditutup setelah kami disambut ketua adat
dirumahnya.
Sampai disini dulu ceritanya, nanti kita cerita lagi buat
hari ke-3 yah, sayah mau makan masakannya Mamah David dulu!..
0 komentar:
Posting Komentar