Senin, Maret 15, 2010

Selanjutnya Adalah Musibah!





Seperti biasa, entah kutukan atau apa, kemanapun kaki melangkah saya selalu saja disertai dengan musibah yang anehnya ada saja yang menarik untuk di ingat dan diceritakan. Hari pertama di jogja ditandai dengan kehilangan kunci motor pada saat motornya masih menyala dan berjalan melintasi kota Jogja! Fantastis!
Kejadiannya seperti ini, hari pertama kami menjejakkan kaki di Jogja pada pukul 4.30 pagi dengan kepala masih puyeng akibat terngiang-ngiang teriakan penjual getuk asli Purwekerto (so what kalo dari Purwekerto Mas!). dari stasiun kami langsung meluncur kekontrakkannya abang mas Danar untuk istirahat sejenak, karena fikiran masih melayang-layang, kami pun pergi mencari warung kopi terdekat untuk menyegarkan otak yang sedikit keruh ini. Segeeeer!!! Sampai pukul 6 pagi pada saat orang-orang perlahan bangun untuk melanjutkan rutinitasya, kami malah pulang untuk melakukan ritual yang tertunda dikereta api tadi, yak tepat sekali sodara-sodara,  tidur!

Terbangun pukul 12 siang dengan keadaan setengah teler akibat kelelahan kami pun ditraktir makan siang kemudian lanjut jalan-jalan menikmati kota Jogja menggunakan 2 sepeda motor milik keluarga mas Danar. Mas Danar yang bertugas sebagai tuan rumah mempunyai tanggung jawab untuk mengantarkan kami kedaerah-daerah yang pantas untuk dikunjungi. Tujuan pertama adalah Malioboro, setelah puas dengan belanja seadanya untuk baju ganti agar terlihat membaur dengan warga sekitar, kamipun pergi melanjutkan perjalanan ke Alun-Alun nan gersang di sekitaran Keraton, karena Keratonnya sedang tutup karena ada kegiatan di sekitarnya maka kami puas untuk melotot di daerah tandus tersebut menonton orang-orang yang lalu-lalang. Kebetulan pasar baju bekas yang hari sebelumnya tampak digelar disana telah siap untuk bongkar muatan untuk pindah ketempat lain.

Perjalanan selanjutnya adalah Taman sari, alias tamannya raja jaman dahulu kala. Disinilah musibah itu datang. Motor yang saya kendarai bareng Adit dari Alun-Alun tampak berjalan mulus sampai ke parkiran Taman sari, permasalahannya adalah, ketika sampai disana saya bingung untuk mematikan mesin motor saya, padahal anak TEKA pun tahu cara mematikan mesin motor, namun saya tetap tidak sukses mematikan motor tersebut karena ternyata kunci motornya HILANG ALIAS RAIB  dari tempat kontaknya! Sangat fantastis menurut saya, karena motor tersebut bisa sukses mencapai sana tanpa menggunakan kunci. Jika pintar, pada saat motor masih menyala saya kembali lagi menyusuri jalan yang saya lalui, jika tidak berhasil saya ketempat tukang kunci untuk membuatkan kunci barunya. Itu jika saya adalah orang yang pintar, Ketololan saya adalah mematikan kunci tersebut dengan kunci motor yang dipakai mas Danar dan kemudian TIDAK BISA KEMBALI LAGI! Setelah kembali 2 kali bolak balik dicari oleh saya dan mas Danar secara bergantian menggunakan motor yang satunya lagi dan hasilnya nihil, alhasil solusinya adalah mendorong motor tersebut sejauh 7 blok untuk mencari tukang kunci! Baguuuuus,, semakin besarlah telapak kaki sayah.. what a shame.

Hari kedua Kucing gendutku datang menjemput. Katanya kangen luar binasa tidak menyurutkan niatnya untuk menjemput pangerannya yang ganteng dan cacat mental ini, hehehe. Setelah melepas rindu lama tak bertemu, Perjalanan dilanjutkan dengan niat hunting foto-foto di kisaran Borobudur. Perlengkapan lengkap, motor stand by, kamera DSLR udah siap 3 biji (punya mas Danar, Adit dan Kucing, saya Cuma numpang keren doang, hehehehe, maklum orang kere), amunisi penuh, badan wangi dan matahari bersinar terik (tidak lupa basahin jambul). Mantap! Perjalanan memakai sepeda motor tidak sampai setengah jam dan hujan pun mengucur dengan derasnya! Ketek! Gagal total.

Malemnya nge-jamu ke House of Raminten dekat kantor Kompas. Setelah banyak tertawa melihat menu yang disajikan dan pakaian  pelayan cewenya kayak jualan badan dan cowonya kayak gigolo kampungan, saya memesan teh Jahe karena badan saya meriang kedinginan ( ada judul jamu “susu perawan nancep” jamu segala macem dari obat kuat sampai obat panu, dan edisi spesial untuk kaum Adam yaitu pijat tradisional dengan ramuan khusus yang dipijet oleh mbak-mbak sexi, noughty, bitchy gitu deeeh). At least, nongkrong di tempat ini buat hari saya gag terlalu buruk lah, tempatnya Cozy banget, tapi sayang tempatnya diimbangi dengan pelayanannya yang amburadul. Kasian mas Danar, udah mesen nasi kucing porsi double gag pake telor, 2 jam gag dateng-dateng juga, padahal makanan kami udah ludes semua (saya mesen pisang pake mises seres SATU BIJI harga 5 ribu, Damn!).

Hari ketiga niat untuk berburu foto di Borobudur pun tercapai, berbekal pengalaman pahit kehujanan hari sebelumnya, Kucing ber-inisiatip untuk menyewa mobil yang bisa bawa kita semua keliling Jogja. Rute Borobudur-Prambanan-Kota Gedhe-Parang Tritis dan kembali ke Malioboro dijadikan target satu hari full kita jabanin, tidak ada kejadian bodoh hari ini kecuali pada bagian akhir Adit hampir di tarik penunggu pantai Paris (parang Tritis) untuk dijadikan qurban karena nekat mau naik karang ditengah arus deras untuk mengambil foto pose bertapa ala Ki Joko Bendot diatasnya. Ga banget!

Hari keempat saya dan kucing dikerjain tukang becak ketika ingin mengambil foto di Keraton. Setelah penawaran alot kami bisa mendapatklan harga 3ribu perak untuk keliling tempat bakpia, dagadu dan keraton. Masalahnya disana kami gag mau belanja bakpia dan gag mau belanja di Dagadu, secara di malioboro jauh lebih murah. Jadi kami minta langsung  diantar ke Keraton dan minta ditungguin pulangnya, eh, malah ditinggal sama tukang becak sialan itu, untung belum dibayar. Ternyata usut punya usut, para tukang becak memaksa dengan rute pergi ke tempat bakpia dan Dagadu itu akan mendapatkan persenan dari penjual jika pelanggannya membeli produk-produk disana. Pantes saya ditinggal, lah saya gag ada beli apa-apa langsung ke Keraton, udah gitu kami didalam ada kali sekitar 2 jam untuk nyari spot foto yang aduhay. Tukang becak mana yang mau nunggu segitu lama dan menderitanya hanya untuk 3ribu perak?

Malemnya adalah malam terakhir di Jogja nyari makan gudeg masih dikisaran Alun-alun di tempat perkampungan jual gudeg dan kemudian dilanjutkan menonton paduan suara dan marching band untuk memperingati malam ulang tahun UII (Universitas Insya Allah Islam) dibundaran Tugu Serangan 11 Maret. Baru selesai acara yang pertama, bahkan EMSI pun baru masuk membawakan acara, cuaca tampaknya kurang bersahabat dan tiba-tiba saja langit runtuh dengan menumpahkan  bergalon-galon air ke kepala kami. Jadilah dalam hitungan detik kami basah kuyup macam kucing diguyur air sebaskom. Kasian si Kucing baru beli sandal bulu udah lepek lagi,, hahahha.
*ampun cing, jangan ketok lagi palanya sayah*
Hari terakhir di Jogja dibuka dengan sarapan dipasar Bringinharjo pada pukul 10 pagi dilanjutkan dengan shopping terakhir di Malioboro dan Mirota batik kemudian harus check out dari home stay pada pukul 12.00!

Seluruh perjalan saya di Jogja bisa dibilang tidak terlalu buruk dan tidak terlau baik juga, mengingat keadaan jiwa saya yang masih shock setelah program dan berbagai macam musibah yang menimpa. Keep fight alligator.


*Catatan kaki setelah dari Jogja*
Dengan berniat sekali menantang panasnya Indonesia, saya menggunakan A1 kebanggaan untuk diperlihatkan kepada orang tua saya atas wujud terima kasih dan pengabdian saya kepada mereka yang akan menjemput saya di Bandara Sepinggan. Penerbangan delay 1 jam karena badai (lagi-lagi hujan mengacaukan liburan saya di Jogja sampai detik-detik akhir) dan setelah tuntas membaca surat Al-Fatihah dan ayat kursi karena pesawat yang berguncang hebat memasiki awan hitam, pesawat kecil ini sukses mengudara dan siap mendarat di Balikpapan satu setengah jam kemudian. Kebahagian mereka tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata ketika melihat saya memasuki ruang pengambilan baggage dan keluar menyambut mereka. Saya dihadiahi ciuman dari Abah, Mama, Nenek Omon, Acil, Paman, Melli Ponakan sayah dan Adik kesayangan sayah, Fadhilla.
Namun kebahagiaan ini tak berlangsung lama, mobil berjalan dari bandara menuju rumah sayah melewati rumah nenek sayah untuk mengantarkan paman dan acil sayah pulang di daerah Samboja, 2 jam kemudian musibah datang (LAGI!). tercium bau menyengat yang membuat saya memandang tajam kearah Fadhilla yang duduk disamping saya. Fikiran saya adalah, ni anak kurang ajar banget, udah gag boker 2 minggu yah!namun setelah lumayan mabuk dengan bau tersebut, kami baru sadar kalo kampas kopling mobil sewaan keluarga sayah hangus terbakar, dan kami pun terpaksa berjalan kaki dan sedikit mendorong ketika melewati bukit kecil karena mobil mengeluarkan bau ban terbakar dan menggerung-gerung tidak kuat berjalan lagi, macam kakek tua yang dipaksa sprint oleh cucunya. Mobil kami stuck ditengah jalan antah berantah dimana semua warung tutup dan rumah orang juga saling berjauhan dan terkunci. Yang jadi masalah adalah, terakhir kami makan itu ketika sarapan pagi harinya di pasar Bringinharjo 11 jam sebelumnya! Dengan kondisi kelaparan dan terlantar sayah menunggu jemputan sekitar 2 jam untuk menderek mobil kami.

Tapi jangan kira musibah yang menimpa sayah” cuma” sampai situ, karena mobil yang menderek kami terlalu kencang jalannya, maka mobil mogok yang dikendalikan oleh Abah saya (saya dan paman saya tinggal dimobil ini mengorbankan nyawa, hehehe) dibelakangnya kalang kabut menstabilkan jalan mobil dengan menginjak pedal rem sepanjang jalan, mungkin karena terlalu panas, besi di velg mobil yang menempel piringan rem disana menjadi terlalu panas dan membuat ban mobil itu pecah!
Alhasil kami sampai dirumah nenek Omon sekitar pukul 2 dini hari dan mencari cara pulang kerumah pagi hari setelah beristirahat, padahal malam ini kami diminta langsung mampir kerumah neneknya si Kucing begitu sampai di Samarinda untuk menghadiri selametan yang besok mau berangkat Umroh. Maaf ya nek!
Dan disinilah saya, terperangkap pada pukul 4 dini hari diruang tamu keluarga paman Udin mengetik serentetan musibah yang menimpa saya selama beberapa hari ini yang membuat sayah Insomnia Tingkat Lanjut. Fak!

2 komentar:

Evangelina Irish Netharien mengatakan...

gg smuanya musibah kan sayang.. ^_^

pak muliadi mengatakan...

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


 

Catatan Mahasiswa Sableng (C M S) Copyright Protect Reserved and Edited by ♥chamink♥ © 2012