Rabu, Juni 09, 2010

Dia, Duduk, Disana.



Dia duduk disana,
Menatap menyayat dengan katanya
Mengelap bibir dengan tangan kanannya
Menghapus nasi basi yang dimakannya tadi sore

Dia duduk disana,
Melirikku sekilas dan secepat itu pula memalingkannya ketika aku menyadarinya
Menyumpah pada anak disebelahnya

Dia duduk disana,
Berperan layaknya Raja Diraja
Nikmatilah hartamu sampai ia nanti menggerogoti mayat busukmu

Dia duduk disana,
Mengharapkan sahaya yang lain untuk mencuci kakinya
Sementara yang lainnya meminumnya

Dia,
Tersenyum, dengan kata-katanya yang menghibur
Menelengkan kepalanya kembali sedikit, kemudian membentak kasar anak disampingnya

Duduk,
Ongkang dan pongah,
Mengangkang dan jengah,
Dari arang menjadi tanah,
Hanya menyisakan darah yang bernanah

Disana,
Aku  kembali mengharapkan lirikan itu
Tapi...

DIA HANYA DUDUK DISANA


Samarinda 09Jun2010

3 komentar:

Evangelina Irish Netharien mengatakan...

Dia kutahu nyata..
saat ia inginkan senja..
ketika basah paluh terlihat menetes dikeningnya..
dia ku tahu nyata..
saat ia inginkan senja..
hanya nada sendu pelipur lara..
sesegukan tak berasa..
dia kutahu nyata..
saat ia inginkan senja..
isak tangis berharap lupakan duka..
tersenyum menahan luka..

Evangelina Irish Netharien mengatakan...

Dia kutahu nyata..
saat ia inginkan senja..
ketika basah paluh terlihat menetes dikeningnya..
dia ku tahu nyata..
saat ia inginkan senja..
hanya nada sendu pelipur lara..
sesegukan tak berasa..
dia kutahu nyata..
saat ia inginkan senja..
isak tangis berharap lupakan duka..
tersenyum menahan luka..

Amink mengatakan...

nda paham ndud (--')

mink cuma coba nelurin yang ada dikepala selama beberapa hari ini....

 

Catatan Mahasiswa Sableng (C M S) Copyright Protect Reserved and Edited by ♥chamink♥ © 2012